Senin, 01 September 2014

BANGUNAN DAN KONSTRUKSI KAPAL



 BANGUNAN KAPAL

12.1. Pendahuluan
        Ilmu Bangunan Kapal merupakan salah satu bagian dari ilmu Kecapan Pelaut (seamenship), yang akhir-akhir ini makin berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi. Perkembangan kemajuan teknologi khususnya yang menyangkut teknologi perkapalan dan konstruksi kapal-kapal yang dibangun menurut jenis dan sifat muatan yang diangkut, bentuk pengapalan muatan, trayek-trayek yang akan dilalui. Dalam materi Ilmu bangunan kapal ini akan ditampilkan beberapa bahasan pokok yang sesuai dengan kompetensi dari seluruh materi yang ada di dalam Ilmu Bangunan Kapal.
Seperti pada bagian-bagian bangunan sebuah kapal, terutama yang menyangkut fungsi bagian-bagian tersebut, sehingga dengan demikian dapat mengetahui apakah bagian-bagian tersebut masih dalam kondisi baik dan berfungsi baik, apakah perlu diperbaiki atau diganti yang sesuai dengan kebutuhan operasionalnya.
      Mengenai jenis-jenis geladak, kekuatan geladak, letak bukaan- bukaan di geladak maupun dilambung. Ukuran-ukuran pokok kapal, baik secara membujur, melintang maupun tegak dan bentuk-bentuk palkanya. Mengenai konstruksi dasar berganda untuk dapat dimanfaatkan sebagai tempat untuk muatan cair, ballast, bahan bakar, air tawar dan lain-lain sehingga dapat mengatur keseimbangan (stabilitas) kapal bila diperlukan. Mengenai tipe-tipe kapal dengan demikian dapat mengetahui jenis-jenis muatan yang diangkut, bagaimana cara-cara penanganan muatan, sehingga di dalam pelayaran maupun pada waktu pembongkaran di tempat tujuan tetap dapat dijalankan dengan aman dan baik. Dengan demikian kapal selain dapat memenuhi fungsinya sebagai alat transportasi juga dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan pelayaran.

12.2. Jenis-jenis kapal
      Pada hakekatnya fungsi sebuah kapal ialah sebagai alat pengangkut di air dari suatu tempat ketempat lain, baik pengangkutan barang, penumpang maupun hewan. Selainsebagai alat angkut, kapal digunakan untuk rekreasi, sebagai alat pertahanan dan keamanan, alat-alat survey atau laboratorium maupun sebagai kapal kerja. Sehubungan dengan itu tipe-tipe kapal dapat dibedakan atas :

1. Ditinjau dari tujuan pembuatannya :
    a. Kapal komersial :
     - kapal dagang
     - Kapal supply
     - dan lain-lain
b. Kapal non komersial :
     - kapal pesiar :
     - kapal pemerintah : 
     - kapal Meteorologi :
     - dan lain-lain
2. Ditinjau dari tenaga penggeraknya :
    a. Kapal tanpa tenaga penggeraknya :
     -  tongkang-tongkang
     -  kapal suar
     -  dan lain-lain
    b. Kapal dengan tenaga penggerak   : 
     -  kapal layar
     -  kapal uap
     -  kapal motor
3. Ditinjau dari bahan bangunannya : 
   a.  Kapal Kayu 
   b.  Kapal baja
   c.  Kapal yang dibangun dengan bahan khusus/logam ringan 
  d.  Kapal ferro cement e.  dan lain-lain
4. Ditinjau dari fungsinya :
  a. Sebagai alat pengangkut : 
     1. Menurut bentuk pengapalannya : 
       a. Kapal barang umum 
       -  Kapal barang serba guna 
       -  Kapal peti kemas (container)
       -  Kapal Ro-Ro
       -  dan lain-lain 
      b. Kapal curah : 
        -  curah kering, grain, ore dan lain-lain
        -  curah cair, oil, gas dan kimia
        -  kombinasi keduanya
      c. Kapal Penumpang : 
        -  khusus penumpang 
        -  barang dan penumpang
   2. Menurut daerah operasinya :
      a Kapal dagang untuk pengangkutan barang diperairan pedalaman atau antar pulau dengan jarak            jelajah terbatas.
     b. Kapal penumpang kecil atau ferry yang menghubungkan kota-kota pesisir atau antar pulau.
     c. Kapal-kapal dengan tugas khusus : 
         1.  Kapal Hankam
         2.  Kapal Survey
         3.  Kapal Kerja
12.3. Pengertian-pengertian
1.   Kapal layar                    : Kapal yang digerakan dengan layar 
2.   Kapal Uap                     : Lapal yang digerakan memakai mesin   uap torak maupun turbin uap
 3.   Kapal motor                  : Kapal yang digerakan dengan mesin   motor (mesin pembakaran dalam) 4. Kapal kayu                    : Kapal yang konstruksinya terbuat dari kayu, umumnya diperuntukan bagi pelayaran di perairan pedalaman atau antar pulau dan kapal perikanan. 
5. Kapal Baja                      : Kapal yang konstruksinya terbuat dari baja dipakai baik bagi pelayaran interinsuler maupun samudera.
 6. Kapal Dagang                : Kapal yang dibangun dengan tujuan untuk mengangkut barang dagangan untuk memperoleh keuntungan. Kapal dagang berfungsi sebagai alat transportasi komersial di laut. Tidak dipersenjatai pada waktu digunakan untuk perang , digunakan sebagai kapal pengangkut perbekalan, kapal rumah sakit atau pembawa pasukan.
 7. Kapal Penumpang          :Kapal yang khusus dibangun untuk pengangkutan penumpang. 
8. Kapal Barang dan           :Kapal barang yang dapat menyediakan Penumpang akomodasi lebih dari                                               12 orang penumpang. 
9. Kapal Curah                    :Kapal yang khusus dibangun untuk mengangkat muatan curah (tanpa)      kemasan, baik dalam bentuk cair seperti kapal-kapal tanker untuk pemuatan                                         minyak mentah atau yang sudah diolah, kapal tanker LNG atau LPG dan kapal tanker yang mengangkut bahan-bahan kimia cair. Kapal curah kering seperti kapal mengangkut biji- bijian tambang atau biji-bijian aeteri Gandum (grain). 
10. Kapal Container          : Kapal yang dibangun khusus untuk mengangkut barang-barang di dalam peti kemas (constrainer), ada yang full container ada yang semi container
11.  Kapal Ro-Ro :Kapal yang dibangun sedemikian rupa (Roll on Roll off) sehingga dapat memuat dan membongkar muatannya dengan merool di atas roda-roda. 
12.  Kapal-kapal khusus   : ialah kapal-kapal yang karena sifat pekerjaannya dibangun dan dilengkapi sesuai dengan kebutuhan operasionalnya. Contoh : Kapal keruk

12.4. Bentuk Haluan dan Buritan
12.4.1. Macam-macam bentuk Haluan kapal
1.Haluan lurus             
2. Haluan Miring      
3. Haluan miring II ( Plumb bow )                 ( Raked bow )           ( Raked bow II )
4. Haluan Gunting      
 5. Haluan senduk    
 6. Haluan Meier    ( Clipper bow )             ( Spoon bow )           ( Meier form )
7. Haluan Pemecah es                      
 8. Haluan berumbi    ( Ice breaker bow )                              ( Bulbous )


12.4.2. Konstruksi Haluan
Haluan sebuah kapal merupakan bagian yang paling besarmendapat tekanan dan tegangan-tegangan, sebagai akibat terjangan kapal terhadap air dan pukulan-pukulan ombak. Untuk mengatasi tegangan-tegangan tersebut, konstruksi haluan sebuah kapal harus dibangun cukup kuat dengan jalan : 
1. Di depan sekat pelanggaran bagian bawah, dipasang wrang- wrang terbuka yang cukup tinggi yang diperkuat dengan perkuatan-perkuatan melintang dan balok-balok geladak
2. Wrang-wrang dipasang membentang dari sisi yang satu ke sisi lainnya, dimana bagian atasnya diperkuat lagi dengan sebuah flens. Pada bagian tengah-tengah wrang secara membujur dipasang penguat tengah (center girder) yang berhenti pada jarak beberapa gading linggi depan.
3. Pada bagian di depannya, kulit kapal menjadi sedemikian sempitnya hingga tidak perlu dipasang penguat tengah lagi.
4. Gading-gading pada haluan, biasanya jaraknya lebih rapat satu sama lain. Pada jarak lebih 15 % panjang kapal terhitung dari linggi depan, gading-gading pada bagian bawah (deep framing) diperkuat, ( 20 % lebih kua) kelingannya lebih rapat, jugat pelat lutut antara gading- gading dengan kulit kapal dipertebal. Lajur-lajur di dekat lunas, pelatnya dipertebal 
Gambar Bentuk-bentuk buritan
Bentuk-bentuk buritan kapal dapat dilihat pada gambar dibawah ini : 
Buritan counter                      Buritan cruiser spoon1
Buritan cruiser-spoon2         Buritan full cruiser

Sebagai modifikasi dari bentuk-bentuk buritan yang ada maka terdapat 2 (dua) bentuk buritan lain masing-masing :
- buritan eliptika (eleptical stern) - buritan rata (flat stern)

12.4.4. Konstruksi Buritan
     Bingkai baling-baling kapal modren umumnya terbuat dari baja- baja tuang yang dibentuk streamline atau kadang-kadang terbuat dari pelat baja berat yang dialas secara terpadu. Bentuk dan tipenya sangat bergantung sebagian besar dari jenis kemudi yang dipasang.  Bagian buritan sebuah kapal konstruksinya hampir sama dengan dengan konstruksi di bagian haluan, dengan perbedaan bahwa tinggi susunan balok-balok geladak tambahan 2,5 meter, pelat-pelat yang menghubungkan ujung-ujung senta disebut “crutches“.
     Bagian buritan diatas linggi kemudi, makin membesar untuk mana perlu diberi perkuatan khusus berupa sebuah tatanan yang disebut “ transom “ yang terdiri dari wrang yang kuat dan berat (wrang penuh) yang mengikat secara kuat linggi kemudi, dan gading-gading melintang serta blok-blok geladak yang saling dihubungkan satu sama lain secara terpadu. Wrang ini  disebut transom floor, gading-gading yang memperkuat daerah ini disebut transom frame dan balok-balok geladaknya disebut transom beam.

12.5. Kemudi  ( rudder )
Kemudi memegang bagian kapal yang sangat penting sekali dalam pelayaran sengan sebuah kapal. Bahkan  ikut menentukan faktor keselamatan sebuah kapal. Sehubungan dengan peranan kemudi tersebut di atas SOLAS ’74 melalui Peraturan 29 Bagian B, BAB II -1 mengenai Perangkat kemudi (Resolusi A.210 (VII)) menyebutkan sebagai berikut :
1. Bagi kapal penumpang dan kapal barang 
a. Kapal-kapal harus dilengkapi dengan perangkat kemudi induk (utama) dan perangkat kemudi bantu yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Pemerintah,
b. Perangkat kemudi utama harus berkekuatan yang layak dan cukup untuk mengemudikan kapal pada kecepatan ekonomis maksimum, demikian untuk dipergunakan mengemudikan kapal mundur tidak mengalami kerusakan,
c. Perangkat kemudi bantu harus mempunyai kekuatan yang layak dan cukup untuk mengemudikan kapal  dan dapat dipakai segera dalam keadaan darurat,
d. Kedudukan kemudi yang tepat pada kapal tenaga harus terlihat distasiun pengemudi utama (kamar kemudi anjungan).
2. Hanya bagi kapal penumpang a. Perangkat kemudi induk harus mampu memutar daun kemudi dari kedudukan 350 di satu sisi sampai kedudukan 350 disisi lain dalam waktu 28 detik selagi kapal berjalan maju dengan kecepatan ekonomis maksimum.
b. Perangkat kemudi bantu dapat digerakan dengan tenaga dimana Pemerintah mensyaratkan bahwa garis tengah poros kemudi pada posisi celaga berukuran lebih 9” (228,6 mm),
c. Sarana yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh Pemerintah harus dilengkapkan untuk memungkinkan penyampaian aba-aba dari anjungan kestasiun pengemudian pengganti
3. Hanya untuk kapal barang a. Perangkat kemudi bantu harus digerakan dengan tenaga dimana Pemerintah mensyaratkan bahwa garis tengah poros kemudi pada posisi celaga berukuran lebih dari 14” (355 mm).
4. Jenis kemudi a. Kemudi biasa yang terdiri dari pelat tunggal atau pelat ganda,
b. Kemudi biasa ialah kemudi yang seleruh daun kemudinya berada di belakang poros putar. Umumnya dipakai pada kapal-kapal kuno, kapal kecil yang berbaling-baling tunggal atau kapal-kapal yang terbuat dari kayu,
c. Konstruksi kemudi biasa pelat tunggal terdiri dari lembaran pelat tunggal saja, sedangkan kemudi biasa pelat ganda terdiri dari lembaran berganda dimana kedua ujungnya dihubungkan satu sama lain sedemikian rupa didalamnya terbentuk rongga, 

12.6. Ukuran-ukuran pokok sebuah kapal
Ukuran-ukuran pokok kapal terdiri dari :
 1. Ukuran membujur / memanjang (longitudinal)
 2. Ukuran melintang / melebar (transverzal)

Ukuran memanjang / membujur terdiri dari :
1. Panjang seluruhnya (Length Over All = LOA) Panjang seluruhnya ialah jarak membujur sebuah kapal dari titik terdepan lenggi haluan kapal sampai ke titik terbelakang buritan kapal, diukur sejajar lunas. Jarak ini merupakan jarak terpanjang dari sebuah kapal yang gunanya sangat penting untuk memperkirakan panjang dermaga yang digunakan sewaktu kapal sandar.
2. Panjang antara garis tegak (Length Between Perpendiculars = LBP) Panjang antara garis tegak ialah panjang kapal dihitung dari garis tegak depan sampai ke garis tegak belakang.
     Garis tegak depa (Forward perpendicular)  ialah sebuah garis khayalan yang memotong tegak lurus garis muat perancang kapal dengan linggi depan. 
     Garis tegak belakang (After perpendicular) ialah sebuah garis khayalan yang biasanya terletak pada tengah-tengah cagak kemudi atau bagian belakang dari poros kemudi. Panjang antara garis tegak diukur sejajar lunas dan merupakan panjang lambung bebas (freeboard length).
3. Panjang sepanjang garis air/muat (Length on the Load Water Line = LLWL) Panjang sepanjang garis air/muat ialah panjang kapal yang diukur dari perpotongan garis air dengan linggi haluan sampai ke titik potong garis air dengan linggi belakang diukur sejajar lunas.
4. Panjang terdaftar ( Registered length) ialah panjang seperti yang tertera si salam sertifikat kapal itu, yaitu dihitung dari ujung terdepan geladak jalan terus teratas sampai garis tegak belakang diukur sejajar lunas.
Ukuran melintang / melebar :
1. Lebar terbesar atau lebar ekstrim ( Extreme breadth ) ialah jarak melintang dari suatu titik terjauh di sebelah kiri sampai ke titik terjauh disebelah kanan badan kapal diukur pada lebar terlebar ( tepi pelat kulit sebelah luar badan kapal ).
2. Lebar dalam (Moulded breadth) ialah lebar / jarak melintang kapal dihitung dari tepi dalam pelat kulit kanan sampai tepi dalam pelat kulit kiri, diukur pada bagian kapal yang terlebar.
3. Lebar terdaftar (Registered breadth) ialah lebar seperti yang tertera di dalam sertifikat kapal itu. Panjangnya sama dengan lebar dalam (Moulded breadth),
Ukuran tegak (Vertikal) :
1. Sarat kapal ialah jarak tegak yang diukur dari titik terendah badan kapal / Lunas kapal sampai garis air.
2. Lambung bebas (Free board)  ialah jarak tegak dari garis air sampai geladak lambung bebas arau garis deck (free board deck or deck line).
3. Dalam (depth) ialah jarak tegak yang diukur dari titik terendah badan kapal / lunas kapal sampai ke titik di geladak lambung bebas tersebut. Jadi dalam (depth) itu jumlah sarat kapal dan lambung bebas.

12.7. Biro Klasifikasi (Clasification Bureau)
Clasification Bureau (Biro Klasifikasi) adalah suatu badan atau lembaga yang berfungsi dan berwenang untuk memberikan kelas kepada kapal-kapal dalam rangka pengawasan dan jaminan kekuatan konstruksi kapal, serta mesin dan perlengkapan kapal lainnya.
Biro klasifikasi mempunyai hak dan kwajiban untuk mengadakan survey dan menguji serta meneliti kepada setiap kapal pada periode-periode tertentu, dengan tujuan agar kapal tetap berada dalam kelasnya atau kelaik lautannya.
Penelitian dan uji mutu serta survey yang dilakukan oleh Biro Klasifikasi antara lain :
 1. Survey Tahunan adalah survey yang dilakukan satu kali dalam satu tahun
2. Survey besar adalah survey yang diulakukan oleh Biro Klasifikasi secara khusus dan lebih ketat (biasanya 2 tahun satu kali).
3 Survey Berlanjut adalah suatu survey dari Biro Klasifikasi yang sifatnya berlanjut atau kontinyu.
4. Survey Permulaan / pembuatan / pembangunan adalah suatu survey dari Biro Klasifilasi dilakukan pada saat dibangun atau baru beli.
5. Survey sewaktu-waktu adalah survey dari Biro Klasifikasi dilakukan pada waktu setelah kapal mengalami kecelakaan, tabrakan, kandas atau ada perubahan nama kapal.

Beberapa Biro Klasifikasi yang terkenal di dunia :
 1. Biro Klasifikasi Indonesia Jakarta BKI
2. Lloyd’s Registered of Shipping London LR
 3. The British Corporation Registered of Shipping and Air Craft Glasgow BC
 4. Bureau Veritas Paris BV
 5. Germanisher Lloyd Berlin/Jerman GL
 6. Registro Italiano Navale Genoa RI
7. Det Norske Veritas Oslo NV
8. Nippon Taikako Kaiji Kyokai Tokyo NK
9. Register of Shipping of USSR Moskwa PC
10. American Bureau of Shipping New York AB
11. Hellenic Register of Shipping Athena HS

     Biro klasifikasi Indonesia (BKI) adalah badan hukum yang dimodali oleh Pemerintah dengan bentuk Perum (Perusahaan Umum) yang dikelola oleh suatu management tersendiri. Sesuai dengan surat keputusan Menteri Perhubungan Laut RI No.Th. 1/17/1 tertanggal, 26 September 1964 tugas BKI adalah sebagai berikut :
- Meng “ kelas “ kan kapal-kapal yang dibangun di bawah pengawasan BKI baik selama pembuatannya maupun setelah beroperasi, - Berwenang untuk menetapkan dan memberikan tanda-tanda lambung timbul pada kapal-kapal tersebut - Mengeluarkan sertifikat garis muat pada kapal-kapal berbendera Nasional yang dikeluarkan oleh BKI.

12.8. Markah Kambangan ( Plimsoll Mark )
     Markah kambangan atau sering juga disebut sebagai merkah benaman adalah sebuah tanda pada kedua lambung kapal untuk membatasi sarat maksimum sebuah kapal demi keamanan dan keselamatan, dengan demikian menjamin agar kapal tersebut masih mempunyai daya apung cadangan yang cukup sehingga menjamin pula keamanan selama pelayarannya.
Tanda merkah kambangan ini biasanya di cat putih atau kuning dengan dasar gelap atau di cat hitam dengan latar belakang dengan warna muda.
Semua garis-garisnya mempunyai tebal 1” atau 25 mm. Tanda ini dibuat dengan maksud agar setiap kapal membatasi jumlah berat muatan yang diangkutnya sesuai dengan jenis kapal dan musim yang berlaku di tempat dimana kapal tersebut berlayar.

12.8.1. Garis Deck ( Deck Line )
     Garis deck atau garis geladak harus ditentukan terlebih dahulu sebelum kita memasang merkah kambangan (tanda Plimsoll) pada lambung kapal. Garis deck merupakan sebuah garis datar yang sisi atasnya berimpit dengan sisi atas dari geladak lambung bebas (free board deck) di tengah panjang garis muat kapal.
     Garis deck panjangnya 12”atau 300 mm dan merupakan perpotongan kulit kapal dengan lambung bebas. Garis deck pada kapal dengan geladak kayu berbeda dengan garis deck pada kapal yang geladaknya baja. Letak dari garis deck bergantung dari bentuk kapalnya.


12.6.  Merkah Kambangan
     Tanda plimsoll atau merkah kambangan letaknya tepat tegak lurus dibawah garis deck. Jarak antara bagian atas garis deck sampai ke pusat lingkaran disebut lambung bebas minimum (minimum free board). Setelah lambung bebasnya ditentukan, buatlah lingkaran merkah kambangan dengan jari-jari ½  panjang garis deck (6”). Setelah lingkaran ketemu buatlah garis yang // garis deck sepanjang 18” atau 450 mm melalui pusat lingkaran.  Kemudian buatlah garis lain setebal 1” atau 25 mm dari garis yang melalui pusat lingkaran tadi sama panjang dan // dengan garis deck. Buatlah garis tegak samping yang jaraknya 21” atau 540 mm kearah depan lingkaran. Perpotongan garis yang melalui titik pusat lingkaran dengan garis tegak samping disebut S. Titik S inilah merupakan tanda sarat untuk musim panas (Summer draft). T dan W (Tropish dan Winter) ditarik // garis melalui S pada jarak masing-masing 1/48  x  sarat musim panas dihitung dari S atau ¼ “ tiap 1 (satu) kaki sarat musim panas.
     WNA atau Winter North Atlantic Utara = musim dingin Atlantik Utara berlaku untuk kapal-kapal yang melayani Atlantik Utara pada lintang 360 ke atas. Jarak WNA  dari W =2” atau 51 mm, kecuali untuk kapal tangki. WNA diharuskan bagi kapal-kapal yang berlayar pada lintang 360 ke atas di Atlantik Utara, yang panjangnya > 100 meter. Kalau panjangnya > 300’ tidak diharuskan memasang WNA, tetapi boleh memakai dengan jarak 2” tu 51 mm dari W.  WNA untuk kapal tangki dihitung 1” untuk setiap 100 kaki panjang kapal. W Jarak S ke F (Fresh water = air tawar)  = ----------         40 TPI
Jarak dari F ke TF (Tropish fresh water) = 1/48 sarat musim panas ......................... selanjutnya lihat gambar dibawah ini.
     
12.9. Penampang Melintang dan Membujur
12.9.1.  Pengertian Penampang sebuah kapal atau bagian-bagiannya, umumnya dibedakan atas penampang melintang dan penampang membujur. Bentuk dari penampang-penampang ini sangat bergantung dari tipe sebuah kapal dan kegunaan dari kapal tersebut. Dengan demikian sistem kerangka yang digunakan dalam membangun kapal tersebut, ikut menentukan konstruksi melintang dan membujurnya. Penampang melintang sebuah kapal dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai kaitan antara tipe kapal, sistem kerangka yang digunakan yang sekaligus memberikan perbedaan yang nyata mengenai perkuatan-perkuatan dan jumlahnya pada konstruksi bagian kapal yang mendapat tekanan terbesar yaitu dasar berganda. Dengan kata lain wrang-wrang yang digunakan sebagai perkuatan dasar berganda sebuah kapal akan sangat bergantung dari jenis kerangka yang digunakan pada konstruksi melintang kapal itu. Dibawah ini ditampilkan penampang melintang sebuah kapal dengan sistem konstruksi membujur melalui wrang penuh.

Keterangan gambar : 1. Lunas tegak
2. Lunas datar
3. Kulit kapal bagian bawah (pelat dasar bawah / alas)
4. Pelat samping
 5. Kulit kapal/lambung kapal
6. Lajur bingkai
 7. Lajur dasar dalam (pelat tank top)
 8. Geladak antara bawah                             21.  Pelat siku/lutut
9. Geladak antara atas                                  22.  Gading-gading
10. Geladak atas (utama)                             23.  Penguat deck
11. Wrang penuh                                          24.  Tiang (pillar)
12. Wrang terbuka                                        25.  s/d 27 ambang palka
13. Wrang tertutup                                       28.  Penyangga ambang
14. Longitudinals                                         29.  Pagar
 15. Pelat pengisian (bilge bracket)             30.  Pelat siku penguat
 16. Pelat kipas (gusset plate)                       31.  Bagian atas pagar
17. Balok perkuatan membujur                    32.  Dinding kedap air
18. Tutup geladak bawah                             33.  Penguat dinding
19. Lempeng samping                                  34.  Lunas samping
 20. Balok geladak

Keterangan gambar :
1. Lunas tegak ( vertical keel)
2. Lunas dasar (horizontal keel)
 3. Kulit kapal bagian bawah (bottom plating)
 4. Lajur samping (bilge strake)
 5. Kulit lambung kapal (shell plating)
6. Lajur bingkai (sheer strake)
7. Pelat tank top = lajur dasar dalam (tank top plating)
 8. Geladak antara bawah (lower tween deck)
 9. Geladak antara atas (upper tween deck)      
10. Gelada Utama (main deck)      
11. Wrang penuh (solid floor)      
12. Wrang terbuka (open floor)  
13. Baja siku gading balik      
14. Longitudinals      
15. Pelat pengisian (bilge bracket)  
16. Pelat kipas (gusset bracket)        
17. Papan penutup got (bilge bracket covers)  
18. Lobang pengeringan (lightening hole)  
19. Lempeng samping (margin plate)      
20. Balok geladak (deck beam)      
21. Pelat lutut = pelat siku (bracket)      
22. Gading-gading (frames)    
23. Lunas samping (bilge keel)        
24. Tiang (pillars)        
25. Ambang palka (hatch coaming)        
26. Penyangga ambang palka (hatch coaming stay)        
27. Baja siku gading        
28. Bracket        
29. Lobang udara (air holes)      
 30. Lobang air (water holes)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar